MENGENAL SERVO DALAM DUNIA AEROMODELLING
MENGENAL SERVO DALAM DUNIA AEROMODELLING
Untuk rekan-rekan yang baru menekuni dunia aeromodel, mungkin masih bertanya tanya bagaimana pesawat bisa di kendalikan untuk melakukan manuver. secara sederhana, pesawat di kendalikan oleh sirip-sirip yang memiliki papan pembelok aliran udara (surface control) yang di gerakkan oleh servo, atau untuk lebih jelas bisa mengikuti artikel "cara kerja pesawat model" karena artikel ini akan membahas mengenai servo.
MACAM SERVO BERDASARKAN UKURAN
- Micro Linear, ukuran servo ini cukup kecil dan biasa di gunakan untuk pesawat micro. yang paling populer adalah recever dari helicopter wlT*ys.
- Micro/Sub-Micro, servo ini yang paling sering di gunakan untuk pesawat aeromodellong, untuk berat pesawat 300gr hingga 2kg masih bisa menggunakan servo ini.
- Mini/Mid/Small, servo ini sedikit lebih besar dari micro servo. biarpun servo ini juga banyak di pasar namun cukup jarang digunakan. untuk pesawat engine dengan berat 1kg hingga 4kg bisa menggunakan servo ini.,
- Standard, ini adalah ukuran servo aeromodel yang paling besar biasa di gunakan untuk pesawat besar. 5k hingga 10kg, namun juga memungkinkan untuk ukuran pesawat yang lebih besar dengan cara pararel servo.
MACAM SERVO BERDASARKAN SYSTEM
- DIGITAL SERVO, prosesor digital servo lebih cepat daripada analog servo, sehingga memiliki resopon yang lebih cepat.
- ANALOG SERVO, respon servo lebih lambat dari pada servo digital, sehingga lebih menghasilkan efek tidak konsisten pada posisi, atau sering di sebut deadband
Pada umumnya servo aeromodelling menggunakan motor kecil dengan kombinasi gir sebagai reducer putaran dari putaran motor 360° derajat menjadi 60° hingga 180° sesuai sepesifikasi dan kebutuhan. kemudian terdapat variabel resistor yang mengikuti putaran lengan 60° hingga 180° berfungsi sebagai umpan balik untuk mendeteksi posisi lengan servo, sehingga bisa di dapatkan posisi variabel mengikuti perintah sinyal PWM dari reciever.
berikut blok diagram sederhana yang menunjukan urutan kerja servo :
gambar 2 |
- Blok A mendapatkan masukan sinyal PWM dari Receiver atau Servo Tester, prosesor yang ada di blok A akan menerjemahkan sinya PWM menjadi nilai 0% - 100% dan di masukkan ke fungsi pembanding yang ada pada Blok A. hasil dari selisih perbandingan Blok A kemudian di teruskan ke blok B. karena pada umum-nya keluaran receiver adalah 50%, maka Blok A memerintahkan pada Blok B untuk berputar (naik) menuju 50%.
- Blok B merupakan pengatur kecepatan dan pengatur arah putaran motor, di sini cara kerja Blok B adalam mirip seperti ESC untuk mobil mainan remote yang propo dimana arah putaran dan kecepatan di atur sesuai kebituhan.
- Blok C motor bergerak naik, tugas motor di sini hanya berputar mengikuti perintah Blok B, bisa forward ataupun reverse dengan kecepatan tertentu.
- Blok D men-terjemah-kan putaran motor 360° menjadi pergerakan lengan kurang dari satu putaran atau antara 60° hingga 180°. di sini torsi motor yang sebelumnya kecil di ubah menjadi lebih tinggi dengan cara menurunkan rasio putar.
- Blok E mengikuti putaran Blok A, bergerak naik dari minimial 0Ω ke arah lebih tinggi berbanding lurus dengan Blok D.
- Blok A mendapat masukan dari Variable Resistor, processor yang ada pada Blok A mengkonversi besaran sesistor menjadi rentang 0% hingga 100%. kemudian Blok A membandingakan antara masukan PWM sebersar 50% dengan masukan dari VR sebesar 0%, karena PWM lebih besar dari VR, maka motor berputar sehingga gir bergerak dan nilai VR ikut naik, ketika PWM sama dengan VR maka motor akan berhenti.
dari penjelasan sederhana di atas, mungkin rekan-rekan sudah mempunyai bayangan kenapa kadang kadang servo kita bergetar aga kenceng, bahkan servo kita berderit dan akhirnya servo tewas terbakar. kadang kita juga kurang memeperhatikan end poin servo, jika travel servo terhalang sebaiknya end poin di set hingga tidak sampai menempel dengan penghalang tersebut.
MEMILIH SERVO
untuk bisa menentukan pilihan servo, kita pertimbangkan adalah luas area sayap, dan secara proporsioanal berkaitan dengan area surface control. setelah mempertimbangkan luas sayap, kemudian kita pertimbangkan type pesawat tersebut apakah glider, trainer, sport, atau figjter.
kenapa kita perlu mpertimbangkan type pesawat? karena type pesawat akan berpengaruh terhadap kecepatan terbang, semakin kencang akan sebanding dengan besaran beban yang di terima surface control.
dari cara sederhana di atas coba kita pilih servo, misalkan kita mempunyai kit dengan wing span 1000mm, pilihan pertama jatuh pada micro servo. kemudian type pesawat fighter, kita bisa pilih metal gear, berarti untuk wing span 1000mm fighter brati kita pilih micro servo metal gear.
kemudian, setelah dapat pilihan micro metal gear, kita tentukan style terbang kita, apakah presisi atau fun fly. kalo pilih presisi maka ambil yang digital. kalo sekedar fun fly, kita ambil analog (digital juga boleh).
sekedar catatan jangan gunakan servo ruder helicopter, karena memiliki torsi yg lebih kecil.
contoh cara pemilihan servo di atas adalah berdasarkan perkiraan dan pengalaman, bukan cara pemilihan secara pasti atau kalkulasi.
terima kasih.
Komentar
Posting Komentar